Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, mengingatkan agar masyarakat tetap waspada terhadap Covid-19 dalam merayakan libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru).
Suharyanto mengakui tren kasus Covid-19 di Indonesia cenderung mengalami penurunan. Kendati demikian, penambahan kasus terkonfirmasi masih terjadi setiap harinya.
"Satgas Covid-19 saat ini masih terus mencatat (pertambahan kasus). Angkanya memang sudah landai, tapi masih di atas seribu (kasus) per hari. ini harus kita waspadai," kata Suharyanto dalam Peluncuran Buku Penanganan Covid-19 dan Program Pemulihan Ekonomi Nasional 2022 di Jakarta, Selasa (20/12).
Disampaikan Suharyanto, masyarakat diimbau untuk tetap menjalankan protokol kesehatan dan menaati ketentuan terkait pengendalian Covid-19.
Terlebih dalam periode libur Nataru dengan pergerakan masyarakat yang diprediksi meningkat, ia meminta agar ketentuan dan syarat perjalanan sesuai Surat Edaran (SE) Satgas Covid-19 terus jadi perhatian.
"Dengan perkembangan (kondisi Covid-19) membaik dalam negeri, silakan menikmati Nataru. Tapi tetap waspada dan hati-hati," ujarnya.
Dalam upaya penanganan dan pengendalian pandemi Covid-19, pemerintah menyediakan layanan isolasi terpusat bagi pasien terkonfirmasi positif. Dari beberapa titik layanan isolasi terpusat, saat ini hanya RSDC Wisma Atlet yang masih mengoperasikan dua tower untuk pasien positif Covid-19 yang menjalani isolasi.
Dengan semakin melandainya tren kasus di Indonesia, Suharyanto menyebut pemeliharaan fasilitas di layanan isolasi terpusat yang tidak lagi beroperasi akan dihibahkan kepada pemerintah daerah.
"Sarana dan prasarananya akan dihibahkan ke pemerintah daerah dan TNI-Polri untuk pemeliharaan lebih lanjut," tutur Suharyanto.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengklaim, Indonesia menjadi salah satu negara terdepan dalam pengendalian pandemi Covid-19.
Hal ini ditunjukkan dari konsistensi kasus Covid-19 di Indonesia yang berada di level 1 berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Ada pun yang termasuk dalam kriteria WHO untuk level 1 terkait Covid-19 meliputi jumlah kasus konfirmasi di bawah 20 per 100.000 penduduk per minggu, jumlah pasien masuk rumah sakit 5 kasus per 100.000 penduduk per minggu, dan 1 kasus meninggal per 100.000 penduduk per minggu.
"Kalau di bawah threshold (batas) itu, secara aturan WHO masuk ke level 1. Dan sampai sekarang, Indonesia masih level 1, itu sudah hampir 12 bulan," ujar Budi.
Meski tren kasus Covid-19 di Indonesia mulai mengalami penurunan, Budi menyebut tak ingin terburu-buru menyatakan pandemi telah berakhir. Sebab, ketentuan untuk menyatakan berakhir tidaknya pandemi tetap harus mengacu pada kebijakan dari WHO.
"Kapan pandemi selesai? Karena ini sifatnya dunia, jadi enggak bisa Indonesia bilang pandemi di sini selesai. Kita mesti sama-sama dengan WHO, kita masih menunggu, tetapi kita termasuk yang paling depan dalam hal pengendalian (pandemi Covid-19)," tuturnya.